Boyolali, Jawa Tengah – Edukasi menjadi kunci utama dalam membangun ketahanan masyarakat terhadap berbagai tantangan, termasuk bencana alam dan kesehatan remaja. Dalam upaya meningkatkan pemahaman santri tentang dua isu penting ini, Pondok Pesantren Putri Ma’hadul Qur’an, yang berlokasi di Jln. Prof Soeharso, Gatak Kebontimun RT 05/05 Kiringan, Boyolali, menggelar kegiatan pengabdian masyarakat.
Dua sosialisasi utama mewarnai kegiatan ini. Ibu Rita Mulyandari, S.T., M.T., seorang pakar mitigasi bencana, memberikan wawasan tentang cara mengantisipasi dan menghadapi bencana alam. Sementara itu, Ibu Nining Sulistyawati, S.ST., M.Kes., membahas topik krusial terkait kesehatan reproduksi remaja.
Mengapa Kegiatan Ini Penting?
Indonesia adalah negara rawan bencana, termasuk gempa bumi, banjir, dan tanah longsor. Pondok pesantren sebagai lingkungan pendidikan dengan banyak santri perlu memiliki kesiapsiagaan yang tinggi terhadap risiko bencana. “Mitigasi bukan hanya soal evakuasi, tetapi juga kesiapan mental dan strategi pencegahan,” ujar Ibu Rita Mulyandari, S.T., M.T dalam pemaparannya.
Di sisi lain, isu kesehatan reproduksi masih menjadi topik yang sering dianggap tabu, terutama di kalangan remaja putri. Ibu Nining Sulistyawati, S.ST., M.Kes. menekankan bahwa pemahaman mengenai perubahan biologis, kebersihan menstruasi, serta kesehatan reproduksi sangat penting untuk mencegah berbagai masalah kesehatan di masa depan.
Apa yang Diajarkan?
Sesi mitigasi bencana mencakup pemahaman tentang jenis-jenis bencana, langkah pencegahan, serta simulasi evakuasi. Santri diajarkan cara bertindak cepat dan tepat dalam kondisi darurat. Acara berlangsung dengan baik dan respon santri yang sangat antusias terkait tas siaga bencana. Ibu Rita Mulyandari, S.T, M.T. yang merupakan Ketua Program Studi S1 Teknik Sipil Universitas Madani, dalam penyampaian sosialisasinya menitik beratkan pada persiapan sebelum terjadi bencana, sebagai action Pengurangan Risiko Bencana (PRB) karena anak-anak, remaja, dan perempuan merupakan kelompok yang rentan dalam bencana.

Sementara itu, sesi kesehatan reproduksi membahas fase perkembangan remaja, pentingnya pola hidup bersih, serta cara menjaga kesehatan reproduksi. “Menjaga kebersihan diri bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga bagian dari menjaga kehormatan diri,” jelas Ibu Nining Sulistyawati, S.S.T, M.Kes selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan Universitas Madani.
Kapan dan Di Mana Kegiatan Ini Dilaksanakan?
Acara ini berlangsung di Pondok Pesantren Putri Ma’hadul Qur’an, Boyolali, dengan dihadiri oleh puluhan santri. Para peserta terlihat antusias, terutama saat sesi diskusi bersama.
Siapa yang Terlibat?
Selain pemateri, kegiatan ini juga didukung oleh para pengurus pondok, yang turut memastikan bahwa edukasi ini dapat berlanjut dalam kegiatan harian santri. Beberapa santri yang mengikuti sosialisasi menyatakan bahwa materi yang disampaikan membuka wawasan baru bagi mereka.
Bagaimana Dampaknya?
Dengan adanya sosialisasi ini, para santri tidak hanya mendapatkan pemahaman teoretis, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka kini lebih siap dalam menghadapi potensi bencana dan lebih peduli terhadap kesehatan reproduksi mereka.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa edukasi yang tepat dapat memberikan dampak positif bagi generasi muda. Harapannya, pesantren-pesantren lain juga dapat mengadopsi program serupa untuk membangun generasi yang lebih sadar akan pentingnya mitigasi bencana dan kesehatan diri.